Share :

 


Dikutip dari Healthline, picky eater adalah kondisi ketika anak mulai pilih-pilih makanan yang sudah disediakan. Berurusan dengan anak yang pilih-pilih makanan bisa membuat frustrasi terutama ketika orang tua tidak memiliki preferensi menu yang memadai.

Asupan makanan anak sangat terbatas sehingga memengaruhi kemampuan mereka untuk makan bersama orang lain. Selain itu, asupan nutrisi yang kurang pun berpotensi mengganggu tumbuh kembang anak.

Bagi kebanyakan orang tua, umumnya ini merupakan fase negatif yang terjadi pada anak. Namun, para peneliti dari Duke University School of Medicine berpendapat kondisi tersebut mungkin terkait dengan depresi dan gangguan kecemasan

Cara Mengatasi Picky Eater:

1. Berusaha kreatif dalam memilih menu dan menyajikan makanan

Beberapa anak mungkin tidak menyukai tekstur atau tampilan makanan tertentu. Hal ini menyebabkan makanan terlihat tidak menarik bagi anak. Tambahkan sayur berwarna cerah seperti wortel, bayam, dan jamur dengan potongan menarik ke dalam makanan anak. Tampilan yang menarik dapat menggugah selera makan anak.

2. Jadilah 'Role Model' makanan bagi anak

Pilihan makanan orang tua dapat menjadi inspirasi bagi anak. Mereka belajar tentang makanan dan preferensi makanan dengan memerhatikan perilaku makan orang lain. Sebuah studi di 160 keluarga menemukan bahwa anak-anak yang mengamati orang tua mengonsumsi sayuran dan salad hijau secara signifikan lebih mungkin memenuhi rekomendasi buah dan sayuran setiap hari daripada anak-anak yang tidak.

Coba tingkatkan konsumsi makanan sehat seperti sayuran dan buah. Nikmati makanan sehat tersebut saat ada di depan anak. Dengan begitu, anak akan percaya bahwa sayur dan buah adalah makanan enak dan sehat.

3. Libatkan anak ketika memilih menu dan memasak

detikers bisa mengajak anak ke pasar tradisional atau swalayan. Biarkan mereka memilih menu sehat yang akan dimasak nantinya. Ini adalah aktivitas asyik sekaligus memberi anak kepercayaan diri.


Anak dapat membantu menyiapkan bahan makanan sebelum memasak, seperti mencuci sayur, mengupas buah, dan mengatur makanan di piring.

Biarkan anak-anak membantu Anda menyiapkan makanan dan camilan dengan meminta mereka menyelesaikan tugas aman yang sesuai dengan usianya, seperti mencuci atau mengupas produk atau mengatur makanan di atas piring. Ini juga membantu mengembangkan keterampilan anak.


4. Kurangi ngemil tidak sehat

Membiarkan anak ngemil keripik, permen, dan soda berdampak negatif terhadap asupan makan. Anak cenderung tidak mau makan ketika waktu makan tiba. Atur waktu ngemil setiap 2-3 jam sehari untuk membankitkan nafsu makan. Sajikan minuman atau makanan yang mengenyangkan di akhir untuk mencegah anak terlalu kenyang sebelum mulai makan.

5. Sering perkenalkan anak dengan makanan baru 

Penelitian menunjukkan anak-anak mungkin membutuhkan sebanyak 15 paparan makanan baru sebelum menerimanya. Oleh sebab itu, jangan cepat menyerah bahkan setelah anak berulang kali menolak makanan tertentu. Tawarkan sedikit rasa makanan baru, tetapi jangan memaksa anak coba mencicipinya.

6. Memberi anak hadiah atau apresiasi


Para ahli menyarankan menggunakan hadiah non-makanan untuk mendorong anak menerima makanan adalah pilihan terbaik. Cukup beri pujian dan tunjukkan rasa bangga kepada anak bahwa mereka sudah mau makan. Detikers juga bisa memberi hadiah lain seperti barang dan mengajak anak bermain (quality time).