Share :

Hingar bingar kehidupan ada senang ada susah ada sehat ada sakit dan lainnya. Liku-liku kehidupan yang harus dijalani bukan untuk dihindari

Di dunia ini, kita seringkali dihadapkan dengan banyak cerita. Ada air mata dan tawa, ada suka hingga kecewa. Ya, hidup memang penuh warna. Semua skenario Allah baik, tergantung bagaimana kita memaknai yang terjadi di dalam hidup kita.

Ada yang harus dilepaskan, ada yang harus diperjuangkan, juga ada yang harus dipertahankan. Kita tidak bisa memilih semuanya dalam satu waktu. Kita hanya bisa memilih satu, yang membuat kita merasa cukup dan diterima.

Baca juga : Alamak sadis banget katanya bertemen tapi hanya suka menyakiti

Diantara semua pilihan-pilihan hidup, siapa seharusnya yang kita libatkan untuk mempertimbangkan banyak hal? Yaitu Allah, orang tua dan diri kita sendiri. Kini, sudahkah kita benar-benar melakukannya? Sejauh mana kita memperjuangkannya?

Di dunia ini, tentu ada orang-orang yang belum mampu menentukan pilihannya sendiri. Seseorang yang belum bisa memahami dirinya, apa keinginannya, juga apa yang harus ia lakukan.

Maka dari itu, mulailah belajar untuk bertanya pada diri, tegas terhadap pilihan sendiri, juga tegas dengan prinsip sendiri. Apapun itu.

Jangan pernah mempermainkan si(apa)pun. Sebelum pada akhirnya kita menyesal telah melewatkan banyak hal. Sebelum akhirnya kita menyesal karena tidak pernah bersungguh. Sebelum akhirnya kita menyesal telah menyia-nyiakan kesempatan itu.

Jangan sampai kita malah menyalahkan orang lain, yang sebenarnya kita juga ikut andil dalam berbuat kesalahan.

Berbenahlah, hidup ini semakin rumit kalau kita menjauh dari Pencipta. Kita hanya perlu terus mendekat pada-Nya. Butuh waktu, butuh pembiasaan, dan itu bukan hal yang mudah. Juga butuh tekad yang kuat.

Membersihkan hati dan jiwa, perlahan meninggalkan hal-hal buruk, lalu memperbaiki ibadah yang banyak cacatnya. Sulit, namun akan menjadi lebih sulit kalau kita tidak pernah mau mencoba.

Semoga Allah melapangkan setiap takdir yang pernah terjadi dalam hidup kita, meluaskan hati untuk memaafkan, menjadikan setiap yang buruk menjadi baik. Sebab, kita sudah mampu mengambil pelajaran berharga dari sana.

Allah tahu kadar kemampuan setiap hamba-Nya. Bisa jadi sedekah yang kita keluarkan walaupun nilainya sedikit tapi bisa berbobot banyak. Mulailah bersedekah sesuai porsi kemampuan kita. Bayangkan kalau 100 orang yang berpikir "Ah, sedekahku ini terlalu sedikit, tidak cukup untuk apa-apa", mulai menyedekahkan hartanya, maka nilai yang sedikit akan menjadi banyak, bukan?