Share :


Sebagai informasi, siaran TV digital dapat dinikmati secara gratis. Tidak perlu membayar, berlangganan, atau membeli pulsa untuk menontonnya. Selain memiliki teknologi canggih, gambar siaran TV digital juga lebih bersih dengan suara lebih jernih. 


Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenominfo) terus mengimbau dan mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk segera beralih dari siaran televisi (TV) analog ke tv digital. 

Sebagai informasi, hingga saat ini, siaran TV digital sudah menjangkau 87 wilayah layanan dari total 112 wilayah layanan di Indonesia. 

Jumlah daerah jangkauan dipastikan akan terus bertambah seiring pembangunan infrastruktur multipleksing (MUX). Harapannya, makin sedikit kawasan blank spot di Indonesia sehingga nantinya seluruh kawasan di Indonesia dapat menikmati siaran TV digital. 

Nah, buat Anda yang berencana untuk beralih ke TV digital tak perlu menunggu hingga 2 November 2022. Berikut tiga langkah mudah beralih dari TV analog ke digital. 

1. Cek televisi di rumah masing-masing 

Langkah pertama yang Anda harus lakukan adalah mengecek spesifikasi televisi yang tersedia di rumah. Jika TV Anda sudah memiliki perangkat untuk menangkap siaran TV Digital, secara otomatis tv bisa menangkap dan melakukan scanning saluran. 

“Kalau perangkat televisinya masih analog diperlukan alat tambahan Set Top Box (STB). Antena yang sekarang digunakan tidak perlu diganti, masih bisa digunakan,” jelas Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kemenkominfo Ismail, dalam webinar bertajuk Merdeka Digital: Jawa Barat Siap Analog Switch Off (ASO), Kamis (19/8/2021). 

2. Beli STB bersertifikasi Kemenkominfo 

Masyarakat yang akan membeli STB atau televisi digital, sebaiknya memperhatikan apakah ada tanda “siap digital” atau logo SI MODI pada perangkat standar DVBT2. Bila ada, bisa dipastikan perangkat elektronik tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan Kemenkominfo. 

Dalam kesempatan yang sama, Ismail memaparkan pemerintah mengeluarkan kebijakan afirmatif bagi rumah tangga miskin dengan pembagian STB bersubsidi. 

“Membeli STB seharga Rp 300.000 ini barangkali ada yang susah karena kondisi pandemi. Mari kita data, mari kita catat, kita ketahui, kelompok masyarakat tersebut yang masuk di dalam dalam kriteria miskin dan memiliki televisi,” kata Ismail.